Isnin, 3 Januari 2011

BILA AL-QURAN BICARA..


oleh Ukhty Nissa Safitri

Waktu engkau masih kanak – kanak, kau laksana kawan sejatiku.
Dengan wudhu, aku kau sentuh dalam keadaan suci.
Aku kau pegang, kau junjung dank au pelajari.
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari.
Setelah usai engkau pun selalu menciumku mesra.

Sekarang engkau telah dewasa…
Tampaknya kau sedah tak berminat lagi padaku.
Apakah aku bacaan usang yang tinggal kenangan.
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu.
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja.

Apakah aku bacaan usang yang tinggal kenangan.
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu.
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja.

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.
Kadang aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau anggap penangkal untuk menakuti hantu dan setan.
Kini aku lebh banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dan kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendam.

Dulu, pagi pagi sekali surah surah yang ada padaku, engkau baca beberapa halaman.
Petang hanya aku kau baca beramai ramai bersama temanmu di surau….
Sekarang, pagi pagi sambil minum kopi, engkau baca akhbar pagi atau menonton berita di TV.
Waktu senggang engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.
Sedang aku yang berisi ayat ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa, engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan.

Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati muzik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku dilaci keretamu.
Sepanjang perjalanan, radiomu selalu tertuju ke stesen nada favoritemu.
Aku tahu kalau itu bukan stesen radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di komputermu pun kau putarkan musik favoritemu.
Jarang sekali engkau putar ayat ayatku melantun.
e-mail/fb temanmu yang ada ayat ayatku pun kadang kau abaikan.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniawi.

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar benar melupakanku.
Bila malam tiba engkau tahan duduk berjam jam di depan TV.
Menonton pertandingan bola, muzik atau film dan drama.
Di depan computer berjam jam engkau betah duduk.
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah.

Waktu cepat berlalu, aku menjadi semakin kusam dalam almari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali.
Itupun hanya sekedar beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafal tidak semerdu dulu.
Engkau pun kini terbata bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Akhbar, TV, radio, komputer, dapat memberimu pertolongan?
Bila engkau dikubur sendirian, menunggu sampai kiamat tiba, engkau akan diperiksa oleh malaikat suruhan Nya.
Hanya dengan ayat ayat Allah yang ada padaku engkat dapat selamat.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…
Setiap saat berlalu…berkuranglah jalan umurmu…
Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhan-mu bila - bila waktu, apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati…
Di kuburmu nanti…
Aku akan datang sebagai pemuda gagah dan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri.
Bukan Akhbar yang engkau baca yang akan membantumu dari perjalan di alam akhirat.
Tapi akulah “ AL-QUR’AN “ kitab sucimu.
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi….bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat ayat yang ada padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad Rasulullah saw

Keluarkanlah segera aku dari almari atau lacimu…
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci keretamu.
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhan mu.

Sentuhlah aku kembali….
Baca dan pelajari lagi aku…
Setiap datangnya pagi dan petang hari…
Seperti dulu….dulu sekali…
Waktu engkau masih kecil dan polos…
Di surau kecil kampungmu yang damai.
Jangan aku engkau biarkan sendiri….
Dalam bisu dan sepi…


===

Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....